powered by ★bintangkwecil

Rabu, 10 November 2010

ELEGY

I have met him at close of day
Coming with the same spirit
From the past that not real
Almost 10 years

So sensitive his nature seemed,
So caring and sweet his attitude.
A man who never I had dreamed
He had done most bitter wrong
with some peoples,
And I try to forget it.
He’s not my criteria
Tall, furry, and he likes to shave his hair,
But he could melt me.

There’s no perfect day except for the smell of coffee with him
Spending time on the telephone.
How do I found my day was so colourful.
There’s no time for myself, filled by him and I don’t rebel, just enjoy it.
Until one day I realized that I have same feelings with him.

Ada 2 opsi; menjadi orang yang beruntung, yang bisa menyayangi seseorang dan membangun hubungan dari situ, atau harus menerima kenyataan bahwa menyayangi seseorang itu membutuhkan waktu (harus dipupuk dan dipelajari).
Proses untuk membangun komitmen dengan orang yang berbeda jenis kelamin, menurutku sangat mudah asal ada keinginan yang sama. Beda halnya, jika ingin menyayangi seseorang, hal yang sulit. Aku adalah tipe orang dengan opsi kedua. Begitulah hal yang terjadi, seperti dengan orang ini. Kami berkomitmen dulu baru aku bisa belajar dan...success !!
Awal pertemuan yang sederhana, niat yang sederhana untuk lebih mengenal, menjalani dengan sederhana pada mulanya. Semua berangkat dari kesederhanaan dan itu kunci dari pondasi yang kami bangun.
Banyak yang meragukan jalan yang kami pilih, tapi dalam hati, seribu mesiu pun sudah aku siapkan untuk maju berperang. Masih jelas dalam ingatan, bagaimana segerombolan serigala buruk rupa merongrong kami. Berbagai senjata sudah aku kerahkan, mulai dari bambu runcing sampai nuklir. Sejauh ini kami menang (setahuku). Satu yang tidak aku perhitungkan sebelumnya; ketika peperangan di luar bukan bahaya yang sebenarnya. Sejatinya, kunci dari keteguhan suatu komitmen antara 2 orang; kepercayaan, kejujuran dan loyalitas. I never thought that we have little. Jika, tiga hal ini kami kaya, maka kaya pulalah hubungan ini.
Belajar itu memang tidak gampang. Awalnya, belajar menerima seseorang, belajar menyayangi dan memupuknya setiap hari, kemudian masih juga harus belajar menerima kenyataan, mempercayai, jujur dan loyal. Apa mudah? Sangat sulit. Selain harus menggunakan hati, otak pun dituntut terlibat. Jika tidak, pertengkaranlah yang berkuasa. Masa krisis itu pun kami pernah melewati.
Setelah 1 tahun ini semua berjalan (anniversary sudah lewat beberapa waktu yang lalu dengan kesederhanaan), saatnya kini untuk cooling down. Semua yang bergejolak, diredupkan. Semua tanpa terkecuali. Bukan lagi waktunya untuk belajar menyayangi, tetapi belajar mempertahankan perasaan agar tetap sama meskipun masing – masing pribadi sudah berbeda seiring dengan perubahaan keadaan.
Beberapa hari ini, banyak pertanyaan yang senada disampaikan, mau dibawa kemana? Aku hanya tersenyum, ah seperti lagu saja. Kami begitu tenang menjalani dan membiarkan keriuhan di luar sana tetap riuh. Kontroversi tentang kami masih terus berlanjut meski kami bukan selebriti, dan jauh dari huru hara infotainment.
Malam ini aku melihatnya dari jauh, dari ingatan, dia sedang menjalani sisi kehidupan yang lainnya (di sanalah perbedaannya). Aku hanya ingin terus memandanginya tanpa berniat untuk menyentuhnya. Biarkan saja.
I don't like feeling that we're losing what we had, but I do.
I move to get closer to you, but you pull away it feels.
I don't know what's in your mind.
I don't know what's in my own mind.
Is it all in my mind?

Now, I look at you from a distance
Only my eyes that touch you
My fingers don’t do that, it’s time for the eyes.

Hey, man with belly bear
Enjoy your time, world, laugh, sing, dance, or anything
I’m here,
Just look at you from a distance
Lighten up, I’m not going to disturb you

: Happy 'simply' anniversary to you...

~`aR~

Senin, 08 November 2010

IGNORANCE


Episode kali ini adalah tentang titik terendah dalam hidup.
Seringai matahari kali ini benar – benar mengkerutkan nyali kulitku. Kulit yang sudah lama tidak pernah aku perhatikan, terlantar seperti rambutku. Mereka berdua memang layaknya kambing congek yang tidak pernah aku beri rumput dan air. Langit memang berkuasa, bahkan mengangkat muka pun aku tidak sanggup. Oke, aku menyerah. Aku duduk di bawah pohon. Akasiana ini cukup layak menjadi pahlawan. Thank’s a lot bro.
Apa yang hendak aku ceritakan? Hmmm, I’m not sure. Lagu paramore dengan ignorancenya seperti menghentak di otakku.  Ignorance? I remember about my ignorance.  Ignorance dalam menghadapi hidup setahun ini.
Merasakan penolakan di berbagai aspek, mengingat kesalahan satu demi satu, dan keterpurukan ini terjadi. Ini aku sebut dengan titik beku. Beberapa mimpi yang sudah ada di tangan lepas lagi. Aku tidak bisa menjaga semua kado dari Tuhan. Keajaiban – keajaiban yang dulu sempat nyata tidak tahu lagi dimana keberadaannya sekarang. It’s my fault.
Lembaran kertas yang semrawut di meja kerjaku, aku tinggalkan begitu saja. Sakit duduk di sana, seperti dikerumuni nyamuk beribu jumlahnya. VAIO, si mungil putih ini pun seperti enggan menjadi aksesku dengan dunia. VVIP Room, tempat peraduanku, mungkin jengah dengan jatuhnya zat cair yang seharian aku tahan agar tetap stay menggantung di pelupuk mata.
Aku memejamkan mata dan berusaha menembus beberapa alam menuju tempat rahasiaku. Dreamland. Padang rumput itu, tidak ada. Aku menunggu angin datang dan membantai rambutku. Dia tidak pernah datang lagi. Ini tempatku bukan? Bahkan aku merasa asing dengan tempat yang aku  bangun sendiri? Tepatlah kalau begitu, It’s no space for me.
Aku membuka mata dan mendapati lahan kosong yang begitu luas. Karya, usaha dan doa yang harus aku gubah di sana. Jalanan ini pun kosong, no body here. Sementara aku membutuhkan orang untuk menamparku kemudian mengusap zat cair ini. Menuntun ke arah lahan itu. I’m still waiting because I don’t have any power. Please come to me. Ease my pain.


~`aR~

Minggu, 31 Oktober 2010

CHAPTER 31


That’s right.
31 October you come again. And why I must face it alone (again)? Last night, I think I’ll keep fight to say hay with today. I believe that It just a day, like before. Yesterday, I hope this day no more tears, but how about the fact? I think I can’t.
14 years like 14 hours
It’s not about how long
It’s not about number
It’s about how feel
And it’s for me, like a disaster, destroy all future plans, destroy hope, character assassination, impoverish them selves.
Lost dream,
Lost hope,
Lost self-confidence,
Erode the faith.

Aku perkenalkan hari ini; 31 Oktober.
Tanggal yang akan selalu ada di setiap tahun. Sudah 14 tahun aku mengenal tanggal ini dengan baik. Sebelumnya, selama 9 tahun, aku hanya tahu tanggal ini, sama seperti aku tahu tanggal-tanggal yang lain. Tidak ada kaitan mistis di sini. Ini hanya takdir.

Dan hari ini orang – orang mulai ramai memperbincangkan tgl 26 yang berkaitan dengan bencana-bencana yang terjadi di dunia. Mereka mulai mengkait-kaitkan dengan Kitab Suci, seperti di Injil (Haga 2 ayat 6) atau di Al-Quran (Yunus ayat 26). It’s not about number. Menurutku, ini adalah salah satu bentuk si predestination. Dia sudah ditulis, tidak dapat dihapus, percuma juga menentang.

26 ataupun 31, adalah angka - angka yang mungkin sudah ditulis di kitab kehidupan. 26 bagi kita semua, dan 31 bagiku dan bagi ‘beliau’.

I called this date as chapter 31 of my life, a controversial day, rumbling (like Mount Merapi before spewing heat clouds), loneliness, and eventually try to bring peace to this date.

I let the tears fall on this day, the sadness comes, loneliness is felt, but at that moment I believed that God would fulfill HIS promise to wipe every tear.

~`aR




Kamis, 28 Oktober 2010

28 OKTOBER 2010


How special the day for you?
Maybe it will be your bored day or lucky day. But it’s special day for my Mom.

Tahun ini rasanya enggan membicarakan umurnya. Aku juga sudah tidak peduli, tahun ini memasuki angka berapa. Hanya saja yang tidak bisa aku pungkiri adalah kerutan2 yang semakin nampak di wajahnya. Hal yang membuatnya gusar seperti wanita sebayanya. Juga daya tangkapnya yang semakin berkurang, seringkali membuat aku geleng – geleng kepala. Kemampuan fisiknya yang melemah, rambut yang mulai memutih. However, she’s my Mom. 

Masih seperti tahun – tahun sebelumnya, aku selalu kebingungan akan memberikan apa di hari ulangtahunnya ini. Aku ingin menghapus sesuatu yang buruk 14 tahun lalu, kado terburuk di mataku yang pernah dia terima. Oh My God....!!!

Today, mungkin tidak ada hal  berharga yang bisa aku berikan, malah mungkin aku sudah terlalu banyak mengecewakannya. But, I promise, I’ll make you proud of me Mom and I’ll make you the happiest mother in the world.

Happy B’day Mom,
May God give you strength to accompany your son and daughter.
Thank You for everything Mom.

With Love



~`aR~

Sabtu, 24 April 2010

WANITA - WANITA

Spektrum magnet mengganjal mataku, Sabtu pagi ini (walaupun menurutku ini sudah terlalu siang). Oh Lala, pukul 06.30. Keripik singkong yang tanpa tedeng aling – aling menggodaku dengan kriuk – kriuknya. Hajarrrrrr !!!! Kamar yang masih temaram dengan cahaya yang nyelip – nyelip di ventilasi menjadi riuh dalam waktu sekejap. Kriuk..kriuk..kroakkk....hmmm...nyummy. Ndengerin musik di Windows Media Player, suara Avril ‘mengetuk – ngetuk pintu surga’, liat infotainment, masih rame perseturuan antara istri sah dan selingkuhan atau mantan istri dengan istri baru yang berdamai karena merasakan senasib. Korban penipuan lelaki. Ah, reality show tanpa panggung.

Lepas dari skenario atau kenyataan yang sebenarnya, aksi yang dilakukan istri Garry Iskak, Risma terhadap Richa Noverisa cukup mengharukan untuk mengawali Sabtu pagi ini. Mereka bisa berdamai demi anak – anak Garry. Terlebih diiringi lagu flightless bird (OST Twilight). Aih...manis.

Berbeda dengan wanita – wanita, yang seolah terekspos sedang berselisih dengan wanita lainnya menjadi semacam kebanggaan. Satu perselisihan muncul, datang lagi masalah lainnya. Ironisnya, mereka ini termasuk ke dalam golongan wanita masa kini, modern, smart, dan memiliki kair. Apa seperti ini potret wanita – wanita era baru? Meninggalkan ke-‘kartini’-annya. Masih membahas tentang Kartini, mumpung momennya tepat. Perjuangan Kartini menjadi tidak berarti kini. Gerbang kemerdekaan sudah terbuka, akan tetapi mereka hanya berlomba meneriakkan emansipasi. Seolah yang terpenting gerbang itu sudah didobrak dan mereka merasa bebas. Inikah Kartini Indonesia?

 Tulisan ini mungkin sekedar omong kosong pagi. Ocehan beo yang sedang nothing to do. Mencari aktifitas di pagi hari. Aku pun mungkin tidak bisa menjadi Kartini. Aku juga sering mencari permusuhan dengan wanita lain. Ini realitanya. Tantangan hidup ; mengampuni dengan melupakan.

Aih, Saturday-ku...
~`aR~

Rabu, 21 April 2010

SHE'S AWESOME



Kartini.

Sosok perempuan yang  berdedikasi tinggi, terpelajar, berbudaya, dan berani. Pelopor emansipasi. Dia menjadi tonggak sejarah kebangkitan wanita. Kartini mencerminkan wanita yang benar-benar ‘wanita’. Banyak hal yang bisa kita pelajari darinya. Bagaimana dia yang tidak berhenti berjuang untuk hak kaumnya. Usaha-usahanya yang tidak egois walaupun dia seorang yang berkecukupan dan berasal dari keluarga terpandang. Dia layak dijadikan panutan, bahkan dinobatkan sebagai pahlawan wanita. Mottonya : AKU MAU. Dua kata yang sangat inspiratif.
Lantas, bagaimana sosok wanita jaman sekarang?
Emansipasi menjadi semacam bumerang bagi kaum wanita. Dikit-dikit emansipasi dijadikan dalih. Wanita menjadi tidak lagi berpijak pada tempatnya. Wanita dimakan oleh ‘kekinian’. Wanita ‘menjajah’ pria. Inikah yang diharapkan dari perjuangan Kartini? Tentu saja tidak. Emansipasi bukan berarti kebebasan yang tak terbatas. Wanita harus tetap pada tempatnya. Tetap sejajar.
Cermin wanita masa kini sebut saja Dewi Lestari atau Dee. Seorang penulis dan penyanyi. Dedikasi dalam dunia yang dia geluti sangat mencerminkan sosok wanita masa kini yang tidak menghilangkan sosok ke’kartini’an. Dia sanggup menjadi wanita yang tegas dan mandiri, akan tetapi bisa menjalankan tugas sebagai seorang istri yang posisinya sejajar dengan suami. Tidak ada kata menggurui, diktator, dan penjajahan. Walaupun pernikahannya yang pertama dengan Marcel Siahaan kandas pada tahun 2008, itu tidak menjadikannya sebagai seorang wanita yang gagal. Justru di situlah letak keberhasilannya sebagai seorang wanita. Tetap mampu berdamai, bahkan menerima kondisi bahwa dia harus berpisah dengan suami. Dia tidak terpuruk. Dia bangkit dan mampu membuka hati lagi untuk lelaki, Reza Gunawan. Dee terus berkarir. Tidak berhenti.
Dee. 
Wanita sederhana dengan pemikiran-pemikiran yang tidak sederhana. Perahu - perahu kertasnya melaju berpacu dengan supernova - supernova ciptaannya. Hingga mencapai keteduhan yang terangkum dalam Rectoverso, mengajarkan kita untuk menyentuh hati dari dua sisi. Mempelajari cara berpikir, imajinasi, keteguhan melalui karyanya seolah tak pernah ada habisnya. Dee, sosok inspiratif bagi wanita masa kini.
Wanita – wanita Indonesia,
Mari kita terus belajar untuk menjadi wanita cerdas dengan mengenal batas
Mari kita berkarir tanpa akhir
Mari kita melayani tanpa henti
Mari kita berlari menjadi Kartini masa kini

Selamat Hari Kartini

~`aR~

Minggu, 18 April 2010

JUST THANK YOU





Manusia layaknya kertas putih ketika hadir di dunia ini. Tanpa satu titik pun noda. Kita semua sama pada awalnya. Siapa pun ayah ibu kita. Darah siapa yang mengalir di dalam tubuh kita tidak akan berpengaruh terhadap hak kita. Kedudukannya sama. Itulah mengapa aku menyebutnya keadilan hidup. Lantas, apa yang membedakan ketika kita tumbuh?

Setiap pribadi memiliki jalan hidup masing-masing. Itu sudah diatur jauh sebelum kita dilahirkan. Aku mendengar orang-orang menyebutnya takdir. Predestination. Sebuah kata yang menjadi akrab dengan telingaku. Satu kata simpel akan tetapi otakku sempat salah mengejanya menjadi predemption. Aku tegaskan sekali lagi namanya P.R.E.D.E.S.T.I.N.A.T.I.O.N. Kata inilah yang akhirnya membedakan kita. Aku tidak menyalahkan takdir sepenuhnya jika aku tidak bisa menjadi ini atau itu. Takdir mempunyai kawan, aku kenalkan kepada kalian, inilah mereka; orang – orang di sekitar kita dan lingkungan. Merekalah yang berpartisipasi menentukan hidup kita. Mereka semua yang membuat kita beda pada akhirnya. Lantas, dapatkah kita melawan takdir?

Kalian tau siapa yang mengatur takdir? That’s right ! G.O.D. Kalian mungkin membenci takdir. Entah apapun takdir kalian. Aku rasa tidak perlu munafik untuk mengakuinya. Aku juga demikian. Tidak hanya sekali, aku mencoba melawan takdir. Begitu banyaknya hal – hal di sekelilingku yang aku anggap tidak adil. Inilah yang membuatku kadang membenci takdir. Usaha sekeras apapun, pemberontakan sebrutal apapun hanya akan membuat takdir bergeming. Aku rasa bukan begitu cara melawan takdir. Takdir itu memang sangat tegas, keras, dan saklek. Hal ini bukan berarti takdir tidak bisa berubah. Kalian tau apa yang dinamakan doa? Berbahagialah karena kita memiliki Tuhan yang Maha Baik dan Penyayang kepada setiap umat-NYA. Satu – satunya hal yang bisa mengubah takdir adalah doa. Tentu saja ini hanya keyakinanku saja. Berulang kali aku membuktikannya. Kekuatan doa akan membantu kita meluluhkan takdir. Satu saja yang perlu kita butuhkan: percaya.

“ There can be miracle, when you believe.
 Though hope is frail, it’s hard to kill
Who knows what miracles, you can achieve
When you believe, somehow you will
You will when you believe “
– ‘When You Believe – Whitney Houston & Mariah Carey-

 Tuhan itu begitu baik memberikan takdir kepada kita. Yahh...terkadang menurut kita takdir itu tidak sesuai dengan yang kita harapkan. In this case, be positive thinking. Jangan berpikir buruk dengan rancangan-NYA. Bukankah kita bisa mengambil sisi baiknya? Jika diharuskan memilih di awal kehidupan, siapa saja yang nantinya hadir dalam hidup kita, mungkin itu akan menjadi pilihan yang sulit. Bayangkan, DIA sudah mengatur semuanya untuk kita. Memberikan orang-orang yang pastinya tepat untuk kita, entah itu sebagai kawan, sahabat, keluarga, pasangan hidup. Setiap orang yang hadir di dalam hidup kita juga Tuhan berikan tugas masing-masing. Apa tujuannya? Untuk membantu kita menjadi manusia yang lebih baik. I think It’s amazing. Ada yang ditugaskan untuk menyayangi kita, membantu kita, sekedar hadir dalam hidup kita, bahkan ada juga yang ditugaskan untuk kita benci.

Kehadiran orang – orang tersebut sebenarnya adalah hadiah dari-NYA, seperti halnya takdir. Melalui merekalah tangan Tuhan bekerja. Mereka sebagai alat Tuhan untuk membantu, membentuk dan memberikan mukjizat kepada kita. Mereka yang terkadang kita lupakan dalam setiap doa. Mereka yang terkadang tidak kita inginkan. Mereka yang terkadang kita sesali karena kita mengenalnya. Mereka yang terkadang membuat kita malu. Mereka yang terkadang kita remehkan. Mereka yang mempunyai banyak kekurangan. Mereka yang diantaranya mempunyai derajat lebih rendah dari kita. Mereka yang mungkin hanyalah seorang pemulung, pengemis, tukang sampah, satpam, penjual makanan, tuna wisma, orang gila, gelandangan, preman, perampok....atau siapapun mereka.

Aku yang sudah dilahirkan selama 23 tahun 2 bulan 28 hari, menyadari hal ini. Begitu banyak DIA memberikan aku mukjizat dan indahnya hidup. Tak terhitung berkat-NYA. Bahkan, kesadaranku akan hal ini adalah mukjizat-NYA juga. Hari ini, DIA memberikan aku waktu untuk mengatakan sesuatu melalui tulisan ini.

Dear all people in the world, who come to my life,

My beloved parents,
Thank’s for your sincerity, thank’s for all you’ve done. I’m grow up and learning.

My ‘fighting spirit’,
You’re my secret. Our dreams is secret. You’re place still secret. Although we have bad predestination and can’t to change it, just belive, you’re still life and live in my heart. Give me your promise, you never let me go and you never leave me alone. Thank’s made me stronger and brighter. Love you.

My little brothers & sister,
Thank’s for your laugh, jokes, and smile. You made me survive. I’ll be your guardian.


My best friend a.k.a my darling (blushing),
Thank’s for everything. Do you know? Your laptop can help me to realize my mind. Be patience I promise I’ll be better. Give me more time and I’ll make our predestination be our friend. I hope you’re the one (hehehw....God, please forgive my egoist).

Everyone,
Tengkyu buat semuanya.
Terimakasih sudah berperan dalam kehidupanku.
Ga ada lo ga rame.

The last,

Bentuk terimakasihku untuk kalian, aku akan berusaha dengan mottoku dulu (hehew...):
AKU AKAN SELALU ADA UNTUK KALIAN.

With Love,
~`aR~

Rabu, 20 Januari 2010

KM 23




Twenty thRee yeaRs old.

“What’s the meaning of 23?”

23 is 21+2
23 is 17+6
23 is 9+14
23 is 5+18
23 is 1+22
23 is 0+23

“What’s youR Resolution?”

Be Wise
Be Patience
Be StRongeR
Be BRighteR (as a little staR)

“So, what’s youR wish?”

Hah?

“Yeah, Let’s make a wish…!”

Why? Why I should make a wish?
Because It’s my birRhday?!! So, what?!!!
I always make a wish eveRy day. I neveR waiting my biRthday to make a wish. It’s stupid. EveRyone should have “ a wish” in theiR life. FoR what??? To make theiR life meaningfull, to keep theiR spiRit and to be a human.


Rotasi kehidupan teRus beRjalan. Saat ini mungkin beRada di titik 23. Titik ini aku sebut titik lenyap. Mengapa?Di titik 23 inilah segala sesuatunya menjadi beRbeda. Banyak hal yang lenyap. Titik ini tidak beRada pada tempatnya. Melenceng jauh dan hampiR lenyap.
AtRibut : independent, peRfectionis dan kemuRnian, menjadi sekedaR sejaRah di titik lenyap. Out of contRol. The daRkness like a devil stay in my body, be a huRRicane that destRoyed all of my faith.

“WheRe is the Angel?”

-silent-

I’m tired

“So, do you feel at the end of youR tetheR until you decided to stop youR step in heRe?”

I don’t know. I Really don’t know befoRe that this way as much as my life is woRth. If I know it, I’ll choose anotheR way.

Inilah titik 23 itu.
sweet point’ dengan segala keRusakannya. Jangan mencaRi kemuRnian dan khayangan di sini.

Inilah titik 23 itu.
Dunia kegelapan dengan kebusukkannya. Titik kRiminal di sepanjang kilometeR 23.

Inilah titik 23 itu.
Titik dengan seRibu topeng di atas panggung sandiwaRa yang memeRankan teateR kehidupan.

Inilah titik 23 itu.
Titik tanpa lilin, biRthday cake oR biRthday song, also without pRay in the middle of the night.

Inilah titik 23 itu.
I’m heRe now.
“NeveR Join with me”.

~`aR~

Minggu, 03 Januari 2010

AS A WHITE PIGEON


MeRpati putih.

Begitulah peRanku pada sandiwaRa kehidupan kali ini. KesempuRnaan hidup seekoR meRpati putih ada padaku:

Bulu – bulu putih nan lembut
Sepasang sayap yang kokoh
Kicauan meRdu di pagi haRI
GeRakan yang lincah

Dan satu lagi kebanggaanku, kelebihanku yang membuat oRang tak sungkan mengacungkan 2 jempol dengan senyum kekaguman: KETEGUHAN HATI.

Ini adalah salah satu haRtaku. Begitu mudahnya bagiku menjaga ini semua. It’s a beautiful life. Rasanya sepeRti musim semi.

Keindahannya sepeRti Keukenhof.
Cantiknya sepeRti sakuRa.
Penuh waRna sepeRti pelangi.

Kehidupan yang begitu agung. Thank’s to My LoRd, YOU give me the peRfect life.

Akulah meRpati putih. Aku tidak setangguh Rajawali, tapi kemampuan teRbangku sepeRti elang. Mataku tajam ketika mengepakkan sayap di udaRa dan teduh ketika beRtenggeR di pinggiR jendela. Aku meRpati putih menyukai udaRa, langit biRu, kebebasan. Lepas. Aku bebas teRbang tanpa takut batasan apapun, kaRena akulah meRpati yang memiliki keteguhan hati. Sesekali aku teRbang di atas aiR dan di saat lain aku menukik tajam, teRbang dengan kecepatan kilat di antaRa belantaRa hutan, peRmainan adRenalin favoRitku. Akulah meRpati putih bebas itu beRbeda dengan meRpati – meRpati lainnya.

Lihatlah kini....
Bulu-bulu putihku mulai teRlihat usang.

Tidak lembut lagi kaRena keRontokan telah meRajalela. Sebagian kulitku teRlihat. Rasanya sakit ketika satu peRsatu bulu putihku mulai teRcabut. Dinginnya musim ini menusuk-nusuk membuat kulitku peRih.
Sayapku melemah. Aku tidak sanggup lagi teRbang di antaRa pohon-pohon tua itu. Aku lupa nada semua nyanyian. Entah. Bagaimana caRanya beRkicau??? Aku lebih banyak diam menyadaRi keRapuhanku sekaRang.

HaRtaku : keteguhan hati, peRlahan mulai luntuR. Aku kini sama dengan buRung-buRung lainnya.
Akulah meRpati putih itu. 

MeRpati yang kini tidak putih lagi.

~`aR~