powered by ★bintangkwecil

Senin, 08 November 2010

IGNORANCE


Episode kali ini adalah tentang titik terendah dalam hidup.
Seringai matahari kali ini benar – benar mengkerutkan nyali kulitku. Kulit yang sudah lama tidak pernah aku perhatikan, terlantar seperti rambutku. Mereka berdua memang layaknya kambing congek yang tidak pernah aku beri rumput dan air. Langit memang berkuasa, bahkan mengangkat muka pun aku tidak sanggup. Oke, aku menyerah. Aku duduk di bawah pohon. Akasiana ini cukup layak menjadi pahlawan. Thank’s a lot bro.
Apa yang hendak aku ceritakan? Hmmm, I’m not sure. Lagu paramore dengan ignorancenya seperti menghentak di otakku.  Ignorance? I remember about my ignorance.  Ignorance dalam menghadapi hidup setahun ini.
Merasakan penolakan di berbagai aspek, mengingat kesalahan satu demi satu, dan keterpurukan ini terjadi. Ini aku sebut dengan titik beku. Beberapa mimpi yang sudah ada di tangan lepas lagi. Aku tidak bisa menjaga semua kado dari Tuhan. Keajaiban – keajaiban yang dulu sempat nyata tidak tahu lagi dimana keberadaannya sekarang. It’s my fault.
Lembaran kertas yang semrawut di meja kerjaku, aku tinggalkan begitu saja. Sakit duduk di sana, seperti dikerumuni nyamuk beribu jumlahnya. VAIO, si mungil putih ini pun seperti enggan menjadi aksesku dengan dunia. VVIP Room, tempat peraduanku, mungkin jengah dengan jatuhnya zat cair yang seharian aku tahan agar tetap stay menggantung di pelupuk mata.
Aku memejamkan mata dan berusaha menembus beberapa alam menuju tempat rahasiaku. Dreamland. Padang rumput itu, tidak ada. Aku menunggu angin datang dan membantai rambutku. Dia tidak pernah datang lagi. Ini tempatku bukan? Bahkan aku merasa asing dengan tempat yang aku  bangun sendiri? Tepatlah kalau begitu, It’s no space for me.
Aku membuka mata dan mendapati lahan kosong yang begitu luas. Karya, usaha dan doa yang harus aku gubah di sana. Jalanan ini pun kosong, no body here. Sementara aku membutuhkan orang untuk menamparku kemudian mengusap zat cair ini. Menuntun ke arah lahan itu. I’m still waiting because I don’t have any power. Please come to me. Ease my pain.


~`aR~

2 komentar: