powered by ★bintangkwecil

Jumat, 16 November 2012

MOVE

Hidup berjalan saat kamu sibuk mengerjakan hal lainnya. Tapi di Jakarta, hidup tetap berjalan meskipun kamu mengkristalkan diri di suatu tempat.

Ada masanya orang itu merasa butuh orang lain. Bisa jadi keluarga, sahabat, teman, atau orang siapa pun itu. Kebutuhan sebagai makhluk sosial akan muncul secara alami, even sudah memaksakan diri bilang: I’M STRONG AND I CAN DO ALL BY MY SELF sambil teriak – teriak di atas gunung.

Sekuat – kuatnya manusia pasti ada sisi lemah. Dan ketika itu terjadi, yang dia butuhkan adalah ‘sahabat’. Tidak peduli orang itu bisa mengerti atau tidak. Keberadaan yang nyata dari sahabat ini membangun semacam spirit dan energi.

Tanpa disadari, di luar sana ada orang – orang yang menganggap kita ini sumber energinya. Betapa mereka membutuhkan keberadaan kita. Pada prakteknya, ‘selfish’, mengerti tapi tidak peduli, peduli tapi tidak mengerti, menjadi tembok penghalang. Aku butuh kamu, kamu butuh aku itu bukan hal random dan terjadi secara acak. Jika aku butuh kamu atau kamu butuh aku, pasti ada keterkaitan antara kamu dan aku. Rumus ini adalah rumus alam yang bisa bermuara menjadi hukum sebab akibat atau karma. Sinergi kamu dan aku sudah bukan barang baru.

Kekuatan dari keberadaan ‘sahabat’ begitu besar. Jika orang tidak memiliki ‘energi’ ini maka tidak ada yang dapat dilakukan dengan hati. Semua berjalan seperti alur yang saklek. Tidak ada eksplorasi, improvisasi, atau pun regenerasi.

Kita tidak bisa memaksakan bahwa seseorang harus memberi energi pada kita. Kita tidak bisa mengharuskan seseorang sebagai penguat kita. Kita hanya bisa berharap bahwa ‘sahabat’ itu ada.

Namun, jika ‘sahabat’ itu tidak ada, bukan berarti kita harus stag dalam satu kondisi. Hidup itu terus bergulir dan mereka yang bergerak adalah orang yang hidup.

So, let’s move and living.

~`aR~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar