powered by ★bintangkwecil

Minggu, 22 Mei 2011

CERPEN : SIAPA AKU ?

Hari ini kau mempertanyakan identitasku. Ah, kenapa kamu menanyakan di depan kopiku? Lihat, mereka lantas mengernyitkan dahi dan mengelompokkan diri. Kelompok gula mendapat tempat di dasar cangkir. Mereka memasang radar Thompson buatan Perancis yang sering digunakan oleh TNI AU Indonesia. Kelompok kopi memasang muka innocent, sok cuek, padahal hati dag dig dug menunggu pengakuanku. Kelompok creamer menduduki posisi paling atas dan memasang telinga kuat – kuat.  

Kamu lekat menatapku dan aku berusaha menjawab melalui pandangan kita. Nafas – nafas yang aku hela adalah jawaban. Ah, pori – pori kulitmu menutup. Mereka enggan memberitahumu siapa aku. Pupil matamu meredup seolah tak mau tahu. Siapa yang bisa membantuku? Hatimu? Itu sudah lama aku tinggalkan, kamu pun tahu itu. Otakmu berkeliaran dan menyerang habis – habisan. Cukup !!! Urat nadiku memberontak, hingga menimbulkan benjolan – benjolan di kulit tangan dan kaki. Kamu bergidik ngeri. 

Aku menatap kopiku. Mengaduk tiga kelompok itu agar melebur menjadi satu. Gula, kalian tahu, radarmu hanya berfungsi 12 jam, sementara jawaban yang kamu tunggu mungkin belum muncul. Kopi, tetaplah polos dan mengeluarkan pahitmu. Creamer, telinga kirimu tidak utuh. Rusak karena dentingan gelas yang pecah di sebelahmu. Lebih baik kalian melebur dan menjadi minumanku. Aku meneguknya. Rasanya seperti empat senar dalam biola, GDAE, yang digesek menggunakan bow  dan menghasilkan harmoni syahdu.

Jemarimu mencengkeram bahuku kuat. Aku tersenyum. Masih saja kamu tidak tahu siapa aku. Tidakkah kamu ingat senyumku? Menyambutmu ketika keringat membanjiri kaos putihmu. 

Aku menyodorkan semangkuk sayur asem. Kamu mencium aromanya dan kembali menatapku. Maaf, mungkin sayur ini terlalu asam karena beberapa tetes keringatku ikut teraduk. Menjinjing keranjang sayur dari pasar cukup menguras energiku. Apalagi aku sempat berdebat dengan tukang sayur karena menipuku dengan asam muda. Bukan masalah rupiah, tetapi kepuasanmu ketika menyeruput kuah sayur asam ini memang tidak bisa dibeli dengan kepingan mata uang manapun.

“Aku pengen nambah”

Katamu waktu itu sambil tersipu. Dan dalam sekejap kamu menghabiskan sayur asemku lengkap dengan kerupuk – kerupuknya. Tersenyum kekenyangan. Sekali lagi, aku tertawa geli karena keringat berlomba membanjiri wajahmu yang legam. 

Kali ini kamu melirik laptopku. Memutar sebuah lagu. Kamu mengernyitkan dahi. Menikmatinya tanpa mempedulikanku. Seolah ini lagu yang baru pertama kali kamu dengarkan. Aku menyebutkan judulnya. Kembali tatapanmu tegang. Padahal ini lagu darimu. Alter Bridge. Masihkah kau ingat itu? Kamu malah menarik tanganku dan bertanya hal yang sama.

Aku menyeruput kopiku. Hanya tersisa pahitnya saja. Aku sendiri tidak tahu menghilang kemana gula tadi. Aku memandangmu.

Aku si jelita di mata ibu

Anak kecil yang termangu 
karena rindu dipangku bapakku

Sang gadizz yang pernah menginspirasimu
menulis sebuah lagu 

Masihkah kau bertanya siapa aku???


(kata Bang Rhoma : TER-LA-LU)


~`aR~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar