powered by ★bintangkwecil

Jumat, 27 Mei 2011

Kasih

Let's love like we've never been hurt before
Let's dance like no one is praising us
Let's sing like no one is listening to us
Let's work like we don't need money for it
Let's live like today is doomsday

Teguran untuk saya dilayangkanNYA. Bermula dari malam itu setelah kepenatan yang melingkupi saya, sehingga saya pun menulis postingan yang agak kasar tadi subuh. Ah, ide itu datang dari mana saja, termasuk dari emosi. Sungguh memaafkan itu bukan hal yang ringan, tetapi jika kita mampu melakukannya akan terasa nikmat. Waktu tidur yang hanya beberapa jam dan membuat badan saya demam, tidak membuat saya menyerah. Saya bangkit dan memulai pagi ini dengan harapan lebih baik. Semoga saya tidak jatuh dalam dosa lagi, dalam kebencian, dendam, dan kemarahan.
Semua terjadi begitu saja, sungguh bukan keinginan saya sebagai makhluk duniawi, tetapi saya percaya DIA telah mengutus Roh Kudusnya untuk menuntun saya. Sebuah message singkat untuk teman yang saya benci, saya kirimkan dini hari. Hanya satu kata. Bahkan saya sendiri pun heran kenapa saya melakukannya. Dua jam sesudahnya, saya terus berpikir, bergantian antara sinema di TV dan tindakan saya tadi.

Bukan suatu kebetulan. Itu yang saya yakini. Akan tetapi cerita di TV yang saya lihat sampai jam 2 lebih juga menceritakan tentang dendam. Tentu saja ada permenungan di situ. Bahwa dendam dan amarah itu tidak ada gunanya, hanya akan menimbulkan kebencian yang lebih besar dan tidak ada habisnya. Pagi ini pun saya menelepon teman yang sedang berselisih paham dengan saya. Begitu saja, sangat natural. Saya sendiri kaget dengan suara yang keluar dari tenggorokan saya. Ringan tanpa beban. Saya baru merasakan shock ketika menutup percakapan di telepon. Apa yang sudah saya lakukan barusan? Sisa - sisa kepedihan karena memendam amarah semalam muncul kembali.

Selanjutnya, 'tanda' itu muncul kembali ketika saya membaca postingan di sebuah forum, melalui komputer kantor. Saya ditegur di situ. Ah, Tuhan keren juga join di situs seperti itu, batin saya. 

Nah, Bulan Maria ini tidak sekalipun saya ke Gereja setiap Jumat. Hari ini bos saya mengajak. Tidak seperti biasa, saya tidak dapat menolak, seolah saya harus ke sana. Dan, di situlah Tuhan memanggil saya. Tidak ada bentakan, tamparan, atau cercaan. DIA mendekap saya dengan sabda - sabda yang Romo bacakan. DIA mengusap kepala saya seperti seorang Bapa melalui kotbah dari Romo.

(9) I have loved you, [just] as the Father has loved Me; abide in My love [ continue in His love with Me].
    Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.

(12) This is My commandment: that you love one another [just] as I have loved you.
 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.

(13) No one has greater love [no one has shown stronger affection] than to lay down (give up) his own life for his friends.
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

 (17) This is what I command you: that you love one another.
Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.

Demikian ayat dari Kitab Suci hari ini, diambil dari Injil Yohanes 15.  Saya tersenyum di sana. Saya tahu apa yang harus saya lakukan. Mungkin. Eohhh, begitu susahnya Tuhan untuk menjadi orang baik.

Ada lagi, saya jarang sekali berjabat tangan dengan Romo seusai misa, tapi kali ini....Haduh, saya tunduk Tuhan. Tiba - tiba saja, bos saya menyuruh memberikan stipendium untuk Romo. Ini pun di luar kebiasaan. Finally, saya menjabat tangannya untuk memberikan stipendium. Ada damai di hati saya. Tuhan, jika Engkau ngeblog juga dan membaca tulisan saya ini, saya terharu. Benar - benar terharu.

Setelah kembali ke kantor, saya melanjutkan membaca artikel, kali ini tentang ajaran suatu agama. Lagi - lagi saya di hadapkan pada artikel tentang pergumulan. Bahwa memang kebencian itu harus dihilangkan agar tidak menambah karma. Begitu banyak cara Tuhan untuk menenangkan hati saya. Ah, Tuhan ada dimana - mana.

Malam ini, niat saya untuk menulis cerpen terhambat. Lucunya lagi karena film. My Lovely Kim Samsoon. Saya menonton dua episode terakhir. Menunda jam makan saya, mengesampingkan pegal seluruh badan, dan acuh dengan suhu badan yang sedikit naik. Ada pelajaran di sana. Begitu banyak tanda tak kasat mana. Tuhan itu ada dimana - mana. Roh Kudusnya bekerja. 

God,
Let me correct this sentence : If you don't want to hurt, then don't fall in love.
But, I'm falling in love with YOU, My Lord. I'm sure because just in YOU, I believe I never felt hurt.
Love YOU
Thank's

~`aR~



Tidak ada komentar:

Posting Komentar